Menteri Agama Nasaruddin Umar saat peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. tingkat kenegaraan yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (4/9/2025). ANTARA/Asep Firmansyah/Youtube-Kemenag
Mari kita kedepankan cinta dalam masyarakat plural seperti Indonesia…
Jakarta (ANTARA) – Menteri Agama Nasaruddin Umar memperkenalkan konsep Kurikulum Cinta dan ekoteologi dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. tingkat kenegaraan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis.
Maulid Nabi tahun ini mengusung tema besar "Ekoteologi; Keteladanan Nabi Muhammad saw. untuk Kelestarian Bumi dan Negeri." Tema tersebut lahir dari kesadaran pentingnya merawat bumi dan menjaga negeri melalui spirit keteladanan Nabi.
"Kami mencoba memperkenalkan di Kementerian Agama apa yang kami sebut sebagai ekoteologi. Kita ingin ada transformasi dari sistem yang selama ini kita anut, menuju pemahaman tentang Tuhan yang lebih Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pencinta," ujar Menag.
Ia menyoroti bagaimana selama ini ekspresi keagamaan cenderung didominasi oleh pendekatan maskulin. Padahal menurutnya, semua kitab suci sebenarnya menonjolkan nilai-nilai feminim dan kedekatan dengan alam.
"Semua kitab suci menonjolkan sisi naturely, sisi kasih sayang. Tapi kenapa justru para pemeluknya lebih sering menonjolkan sisi maskulin, bahkan sampai over-maskulin?," kata Nasaruddin.
Ia mengatakan saat ini Kementerian Agama juga terus mematangkan konsep kurikulum cinta. Yakni pendekatan pendidikan yang berlandaskan pada cinta dan kasih sayang terhadap mahkluk bernyawa maupun tidak bernyawa.
Konsep Kurikulum Cinta diyakini dapat melahirkan pemahaman keagamaan yang lebih lembut, inklusif, dan mencerahkan. Ekoteologi bagian dari konsep tersebut.
Baca juga: Matakin: Kurikulum Cinta perlu dikuatkan dengan nilai-nilai Pancasila
"Dengan Kurikulum Cinta dalam pelajaran agama, kita bisa mengubah dari maskulin jadi lebih lembut dan mencerahkan bagi kita semua," kata dia.
Nasaruddin juga mengingatkan pentingnya mencintai semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan, hewan, dan lingkungan, sebagai bagian dari ekspresi keimanan.
"Tumbuh-tumbuhan dan binatang juga membutuhkan kasih sayang agar tetap lestari. Begitu pula dengan alam semesta. Ia bukan benda mati. Dalam Al Quran banyak ayat yang menjelaskan bahwa alam semesta bertasbih. Mereka pun memerlukan perhatian kita," ujarnya.
Ia menegaskan inti ajaran seluruh agama adalah cinta, dan jika cinta telah meresap ke dalam pikiran dan hati manusia, maka kehidupan akan menjadi lebih indah.
"Apabila cinta sudah bekerja dalam pikiran dan hati kita, maka semuanya akan indah. Tapi jika tidak ada cinta, maka sebaliknya," kata dia.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, Nasaruddin mengajak seluruh elemen bangsa untuk lebih menonjolkan aspek persamaan dan menanggalkan sikap yang berlebihan dalam menekankan perbedaan.
Baca juga: Kemenag siapkan fasilitator penerapan kurikulum berbasis cinta
Baca juga: Kurikulum berbasis cinta kebutuhan mendesak dalam sistem pendidikan
"Mari kita kedepankan cinta dalam masyarakat plural seperti Indonesia. Kita sangat memerlukan persatuan. Tidak ada untungnya jika kita selalu menitikberatkan perbedaan," katanya.
Dalam peringatan Maulid Nabi tingkat kenegaraan ini dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pewarta: Asep FirmansyahEditor: Bernadus Tokan Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.